Kajian Lingkungan Strategis

(Strategic Environmental Assessment)

Rabu, 27 April 2011

Keanekaragaman Hayati dan Pemanfaatan Sumberdaya Berkelanjutan

ScienceDaily (27 Maret 2011) - Ketika penduduk lokal diizinkan untuk membuat aturan tentang pengelolaan hutan terdekat, hutan lebih cenderung untuk memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar kepada rumah tangga dan mengandung keanekaragaman hayati lebih, dua peneliti dari University of Michigan dan koleganya menyimpulkan dari analisis praktek kehutanan di negara berkembang wilayah tropis Afrika Timur dan Asia Selatan.
Lauren Persha dan Arun Agrawal dari University of Michigan dan Ashwini Chhatre dari University of Illinois memperlihatkan bukti dari lebih dari 80 lokasi hutan di enam negara tropis untuk menguji bagaimana partisipasi lokal mempengaruhi manfaat sosial dan ekologi dari hutan. Manfaat sosial termasuk akses ke produk hutan dimana rumahtangga mereka membutuhkan,  kayu bakar, pakan untuk ternak dan kayu untuk pembangunan perumahan dan perabotannya. Ini merupakan manfaat ekologi utama keanekaragaman hayati hutan tropis. Hasil penelitian tim ini juga telah diumumkan pada tanggal 25 Maret di jurnal Science.  "Ada perbedaan pendapat besar di kalangan ilmuwan tentang apakah itu mungkin untuk bisa dicapai keduanya baik itu manfaat ekonomi dan ekologi secara bersamaan  dari hutan, tapi dengan sedikit upaya untuk memahami kondisi-kondisi yang mungkin menyebabkan ini," kata Persha, penulis utama kertas dan peneliti postdoctoral dari Univeristy of Michigan. "Penelitian kami adalah salah satu dari sangat sedikit yang telah mampu melakukan jenis analisis secara sistematis di sejumlah besar kasus di berbagai negara."
Persha dan rekan-rekannya menganalisa pola konservasi keanekaragaman hayati dan kehidupan rumah tangga berbasis hutan di 80 lokasi penelitian. Kekayaan spesies pohon  digunakan sebagai indikator keanekaragaman hayati hutan. Jumlah persentase rumah tangga yang secara signifikan bergantung pada hutan untuk mata pencaharian digunakan sebagai indikator kontribusi penghidupan hutan. Sebuah sistem hutan berkelanjutan didefinisikan sebagai salah satu di mana kedua kekayaan  jenis pohon dan kontribusi mata pencaharian diatas rata-rata.
Dalam menentukan faktor-faktor yang membantu untuk menjelaskan hasil, analisis menunjukkan bahwa hutan secara signifikan lebih mungkin berkelanjutan bila penduduk  lokal  secara resmi diakui haknya untuk berpartisipasi dalam pembuatan peraturan hutan, sementara hutan tidak berkelanjutan lebih mungkin ketika mereka tidak memiliki hak ini.  "Ini pelajaran bagi pemerintah tentang bagaimana membuat kebijakan untuk mengelola dan mengatur hutan mereka," kata Agrawal, profesor dan dekan penelitian asosiasi di SNRE Ratusan juta orang di daerah tropis kehidupan mereka bergantung pada hutan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah dalam hampir dua-pertiga dari negara berkembang telah mencoba untuk melibatkan setiap rumah tangga pedesaan dan organisasi masyarakat dalam pengelolaan hutan. Seringkali, tujuannya adalah untuk memperbaiki hasil sosial dan ekologi dengan memberikan insentif lokal warga untuk mengelola hutan secara lestari. Dalam beberapa upaya membenahi tujuan ini tentu berimplikasi pada perbedaan pendapat dan pertentangan. Untuk itu perlu studi yang panjang mengingat beberapa kasus penyelesaian konflik ini tidak berhasil. Ketika peran aktif masyarakat setempat diperlukan untuk keberlanjutan hutan tropis, aspek ekologis dan ekonomis, peran tata pengelolaan hutan dari pemerintah masih menentukan untuk sustainability hutan. (www.sciencedaily.com) dirangkum oleh D.I

0 komentar:

Posting Komentar